Faktor Pembentukan Tanah
Ada
beberapa faktor yang mendorong pelapukan juga berperan dalam pembentukan tanah.
Faktor apa sajakah itu?
Curah
hujan dan sinar matahari berperan penting dalam proses pelapukan fisik, kedua
faktor tersebut merupakan komponen iklim. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
salah satu faktor pembentuk tanah adalah iklim. Hanya kedua faktor itukah yang
memengaruhi pembentukan tanah? Ada beberapa faktor lain yang memengaruhi proses
pembentukan tanah, yaitu organisme, bahan induk, topografi, dan waktu.
Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
T
= f (i, o, b, t, w)
Keterangan:
T
= tanah
f
= faktor
i
= iklim
o
= organisme
b
= bahan induk
t
= topografi
w = waktu
a.
Iklim
Unsur-unsur
iklim yang memengaruhi proses pembentukan tanah terutama unsur suhu dan curah
hujan.
1)
Suhu/Temperatur
Suhu akan
berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila fluktuasi suhu
tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah
juga cepat.
2)
Curah Hujan
Curah
hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan
pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi
rendah).
b.
Organisme (Vegetasi, Jasad Renik/Mikroorganisme)
Organisme sangat
berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
1)
Membantu proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi.
Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan
tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi terjadi oleh proses kimia seperti batu
kapur yang larut oleh air.
2)
Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan
daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan
ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di
dalam tanah.
3)
Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di
daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat
membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk
tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organik yang berasal dari
akar-akar dan sisa-sisa rumput.
4)
Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap
sifat-sifat tanah. Contoh, jenis tanaman cemara akan memberi unsur-unsur kimia
seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon
cemara, derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.
c.
Bahan Induk
Bahan
induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan
batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian
akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.
Tanah yang
terdapat di permukaan Bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia)
yang sama dengan bahan induknya. Bahan induk terkadang masih terlihat pada
tanah baru, misalnya tanah bertekstur pasir berasal dari bahan induk yang
kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan
memengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi di atasnya. Bahan induk
yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang
banyak pula, akibatnya pencucian asam silikat dapat dihindari dan sebagian lagi
dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang
kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
d.
Topografi/Relief
Keadaan
relief suatu daerah akan memengaruhi:
1)
Tebal atau Tipisnya Lapisan Tanah
Tanah pada pegunungan kapur.
Daerah
yang memiliki topografi miring dan berbukit, lapisan tanahnya lebih tipis
karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena
terjadi sedimentasi.
2)
Sistem Drainase/Pengaliran
Daerah
yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi
asam.
e.
Waktu
Tanah
merupakan benda alam yang terus-menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian
yang terus-menerus. Oleh karena itu, tanah akan menjadi semakin tua. Mineral
yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan, sehingga
tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan
tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi
tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
Tanah muda
ditandai oleh masih tampaknya pencampuran antara bahan organik dan bahan
mineral atau masih tampaknya struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah
tanah aluvial, regosol, dan litosol. Tanah dewasa ditandai oleh proses yang
lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu
dengan proses pembentukan horizon B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol,
dan grumusol. Tanah tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut
sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada perlapisan tanah.
Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol tua
(laterit).
Lamanya
waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk
vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk
membentuk tanah muda dan 1.000–10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa.
Dengan melihat perbedaan sifat faktor-faktor pembentuk tanah tersebut, pada
suatu tempat tentunya akan menghasilkan ciri dan jenis tanah yang berbeda-beda
pula. Sifat dan jenis tanah sangat tergantung pada sifat-sifat faktor
pembentukan tanah. Kepulauan Indonesia mempunyai berbagai tipe kondisi alam
yang menyebabkan adanya perbedaan sifat dan jenis tanah di berbagai wilayah,
akibatnya tingkat kesuburan tanah di Indonesia juga berbeda-beda.
Sumber Referensi:
www.geocities.ip Gambar 6.79 Tanah di pegunungan vulkan.
www.asia.geocities.com Gambar 6.80 Tanah di daerah pantai
Pengenalan Bentang Alam, halaman 130
Tidak ada komentar:
Posting Komentar