Senin, 28 April 2014

Proses Pembentukan Horizon Tanah



Proses Pembentukan Horizon Tanah


Horizon tanah adalah irisan vertikal tanah dari mulai lapisan paling atas tanah hingga ke batuan induk tanah.
Horizon tanah yang lengkap biasanya memiliki horizon-horizon sebagai berikut: O-A-B-C-R namun dalam video ini Horizon tanah yang nampak hanya Horizon O-A-B-dan horizon C.
Horizon O merupakan sisa-sisa bahan organik dan sersah tanaman.
Horizon A merupakan horizon tanah yang tereluviasi dan berwarna gelap.
Horizon B merupakan horizon tanah yang teriluviasi dan bahan-bahan yang telah tercuci.
Horizon C merupakan horizon yang belum mengalami perubahan berarti, dan biasanya masih merupakan batuan induk dan warnanya terang.
                                                                    
Lapisan-lapisan dalam penampang tanah, biasanya hampir sejajar dengan permukaan tanah, tiap lapisan mempunyai karakteristik yang berbeda sebagai hasil proses perkembangan tanah.
Horison-horison Penyusun Tanah :
Horison O                                   
- Utamanya dijumpai pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu.
- Merupakan horison organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral
- Horison organik merupakan tanah yang mengandung bahan organik > 20% pada seluruh penampang tanah, tanah mineral biasanya kandungan bahan organik kurang dari 20% karena sifat-sifatnya didominasi oleh bahan mineral.
Ada 2 jenis horison O yaitu :
O1 : bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat.
O2 : bentuk asli sisa-sisa tanaman tidak terlihat.
Horison A- Merupakan horison di permukaan
-    Merupakan campuran bahan organik dan bahan mineral.
- Merupakan horison eluviasi (pencucian).Ada 3 jenis horison A, antara lain :
A1 : bahan mineral campur dengan humus dan berwarna gelap.
A2 : horison dimana terjadi pencucian (aluviasi) maksimum terhadap liat Fe, Al dan bahan
organik.
A3 : horison peralihan A ke B, lebih menyerupai AHorison B
- horison iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan organik)

Ada 3 Jenis Horison B, yaitu :
B1 : peralihan dari A ke B, lebih menyerupai B
B2 : penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al oksida, kadang-kadang bahan organic
B3 : peralihan B ke C, lebih menyerupai B. Horison C Bahan induk dan sedikiit terlapuk.
Horison D atau R Batuan keras yang belum terlapuk. Horison O umumnya hanya terdapat pada tanah-tanah hutan yang belum mengalami gangguan manusia. Sebagian besar tanah tidak mempunyai horison A2, karena tidak terjadi proses pencucian yang hebat selama pembentukan tanah. Seringkali tanah hanya mempunyai horison A dan C, utamanya pada tanah yang baru berkembang.

Proses perkembangan tanah adalah berkembangnya fase pembentukan tanah setelah masa pelapukan batuan dan atau dekomposisi bahan organik. Berdasarkan pada kondisi tanah tersebut maka perkembangannya dapat dibagi menjadi 2 (dua) fase :
  1. Fase pembentukan horizon-horizon utama tanah.
Pada fase ini peranan semua faktor pembentuk tanah menjadi sangat penting. Secara sistematis fase pembentukan horizon-horizon utama ini dapat dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut :
a.       Tahap Pembentukan Horizon C.
Tahap pembentukan Horizon C yaitu tahap pelapukan batuan menjadi tanah mineral, sebagai akibat dari efek komponen iklim terhadap batuan. Efek iklim ini mempengaruhi sifat fisik dan kimia batuan sehingga sifat dan atau kimia batuan terubah menjadi tanah mineral dengan indikator terbentuk Horizon C sebagai  satu-satunya horizon. Horozon C dapat juga berasal dari translokasi dan deposisi bahan atau lapisan (horizon) tanah yang tererosi dari lain tempat yang disebut dengan bahan coluvium dan aluvium laut dan sungai.

b.      Tahap pembentukan Horizon O dan atau Pertumbuhan Vegetasi.
Pada tahap ini terjadi pertumbuhan vegetasi di ats horozon C kemudian mati atau melepas sisa-sisa bagian tanaman yang mati, tertimbun di permukaan atau kemudian terdekomposisi menjadi humus atau tetap berupa seresah. Timbunan ini membentuk horizon O (organik) atau H (histik). Bahan organik dapat berasal dari sisa atau vegetasi yang tumbuh di atas horizon C tersebut atau berasal dari tempat lain.
Dengan demikian Horizon O ialah horizon timbunan bahan organik, berwarna gelap bila sudah terdekomposisi, terdapat dan terlihat adanya jaringan tumbuhan dan umumnya terletak di permukaan tanah, berstruktur lepas atau gembur (remah).
c.       Tahap Pembentukan Horizon A.
Horozon A terbentuk dari hasil percampuran antara tanah mineral dengan bahan organik yang dapat dilakukan oleh:
–        Organisme tanah (dekomposisi dan mineralisasi serta metabolisme)
–        Manusia (pengolahan tanah dan pemupukan).
–        Proses alam lainya.
Ada korelasi positif antara tebalnya horizon O dan A, dengan banyaknya organisme tanah. Semakin mudah bahan organik tersebut dikomposisi dan dimineralisasi dan semakin banyak organisme tanah maka semakin tebal horizon A. Dengan demikian Horizon A ialah horizon permukaan tanah mineral yang berwarna gelap atau kehitaman, berstruktur gembur (crumb), bertekstur sedang hingga kasar, berpori makro lebih banyak daripada pori mikro (poros), konsistensinya lepas-lepas hingga agak teguh, mempunyai batas horizon cukup jelas dengan horizon yang ada di atas atau dibawahnya, terdapat banyak perakaran dan krotovinasi (lubang cacing atau bekas akar yang mati, yang telah terisi oleh bahan lain selain matrik tanahitu sendiri).
Tahap Pembentukan Horizon B.
Horizon B adalah sub horizon tanah yang terbentuk dari adanya pencucian (elluviasi) koloid liat dan atau koloid organik pada horizon A hingga terbentuk horizon Albik (E) kemudian ditimbun pada horizon yang ada dibawahnya (illuviasi)
Dengan demikian Horizon B ialah horizon tanah dibawah permukaan (sub horizon) bertekstur gumpal atau prismatik atau tiang (kolumnar) berwarna lebih merah dari horizon lainnya. Berkonsistensi teguh hingga sangat teguh, berwarna lebih merah.
 
Sumber Referensi:
http://habib-geo.blogspot.com/2012/11/tanah-dan-proses-pembentukan-horizon-tanah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar